🔥 Eyang Dalem Wirawangsa: Sang Satria Sukapura, Penakluk Pemberontakan dan Pelopor Peradaban Priangan
Ilustrasi (bukan foto sebenarnya)

Di balik gemuruh sejarah Priangan, berdirilah satu nama yang bersinar laksana bintang kejora: Eyang Dalem Wirawangsa, sang pendiri Sukapura (kini Tasikmalaya), yang bukan hanya seorang bupati pertama, tetapi juga simbol keberanian, kesetiaan, dan kemerdekaan rakyat.

🌟 Dari Darah Leluhur ke Tahta Sukapura

Eyang Wirawangsa adalah putra pertama dari Dalem Wiraha, yang menikah dengan putri Dalem Sukakerta dari keturunan Imbanagara Ciamis. Ia lahir dari silsilah agung yang mengalirkan darah satria dan kebijaksanaan. Namun, bukan garis keturunan semata yang mengangkatnya—melainkan keberaniannya menumpas pemberontakan Dipati Ukur, penguasa Priangan yang dianggap membangkang terhadap Mataram.

⚔️ Penumpas Pemberontakan, Penerima Piagam Kemerdekaan

Tahun 1632 menjadi titik balik sejarah. Atas jasanya menaklukkan Dipati Ukur, Sultan Agung Mataram menganugerahkan gelar Raden Tumenggung Wiradadaha kepada Wirawangsa dan mengangkatnya sebagai Bupati Sukapura pertama. Tak hanya itu, Sultan Agung memberikan kemerdekaan kepada wilayah Sukapura dan 15 daerah lainnya, membebaskan rakyat dari kewajiban membayar upeti hingga tujuh turunan. Sebuah piagam bertitimangsa 9 Muharam Tahun Alip menjadi saksi agung pengangkatan ini.

🏰 Sukapura: Dari Leuwi Lowa Menuju Peradaban

Negara Sukapura dipindahkan ke Leuwi Lowa, Kecamatan Sukaraja, tempat yang dianggap cocok sebagai pusat pemerintahan. Nama "Sukapura" sendiri bermakna "Tiang Keraton"—simbol berdirinya peradaban baru yang berpijak pada keberanian dan kesetiaan.

💫 Sosok Spiritual dan Pemimpin Rakyat

Dalam Buku Peringatan 300 Tahun Tasikmalaya (1933), Wirawangsa digambarkan sebagai pemimpin yang sabar, gagah berani, dan sangat dicintai rakyatnya. Ia memegang teguh kesucian dan loyalitas terhadap Sultan Agung, menjadikan dirinya bukan hanya pemimpin administratif, tetapi juga figur spiritual yang dihormati lintas generasi.

✨ Warisan Eyang Dalem: Lebih dari Sekadar Sejarah

Hari Jadi Tasikmalaya pun pernah mengangkat tema “Mulasara Babad Wirawangsa” sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan beliau. Sosoknya bukan sekadar tokoh sejarah, melainkan penjaga gerbang spiritual dan budaya Sukapura, yang jejaknya masih terasa dalam denyut kehidupan masyarakat Priangan hingga hari ini.

🧭 Daftar Tokoh Penting dalam Artikel

1. Eyang Dalem Wirawangsa / Raden Tumenggung Wiradadaha

  • Peran: Bupati pertama Sukapura (Tasikmalaya), penumpas pemberontakan Dipati Ukur.
  • Gelar: Raden Tumenggung Wiradadaha, dianugerahkan oleh Sultan Agung.
  • Warisan: Pendiri Sukapura, simbol spiritual dan administratif Priangan Timur.
  • Ciri khas: Gagah berani, sabar, dicintai rakyat, dan sangat loyal terhadap Mataram.

2. Dalem Wiraha

  • Peran: Ayah dari Wirawangsa.
  • Koneksi: Menikah dengan putri Dalem Sukakerta dari keturunan Imbanagara Ciamis.
  • Signifikansi: Menjadi penghubung antara dua garis keturunan bangsawan Priangan.

3. Dalem Sukakerta

  • Peran: Mertua dari Dalem Wiraha.
  • Keturunan: Dari trah Imbanagara Ciamis, salah satu pusat kekuasaan di Priangan.
  • Signifikansi: Menyumbang darah kebangsawanan dan spiritual ke garis keturunan Wirawangsa.

4. Dipati Ukur

  • Peran: Penguasa Priangan yang memberontak terhadap Mataram.
  • Nasib: Ditumpas oleh Wirawangsa atas perintah Sultan Agung.
  • Signifikansi: Pemberontak yang menjadi titik balik berdirinya Sukapura sebagai wilayah merdeka.

5. Sultan Agung Mataram

  • Peran: Raja Mataram yang mengangkat Wirawangsa sebagai bupati.
  • Tindakan: Memberikan piagam kemerdekaan kepada Sukapura dan 15 daerah lainnya.
  • Signifikansi: Tokoh sentral dalam restrukturisasi politik dan spiritual Jawa abad ke-17.

📜 Disclaimer Penulis

Artikel ini disusun berdasarkan sumber-sumber lokal, tradisi lisan, naskah sejarah, dan penelusuran silsilah yang tersedia hingga saat ini. Beberapa nama tokoh, gelar, dan hubungan kekerabatan mungkin memiliki perbedaan versi tergantung pada sumber, wilayah, atau penafsiran adat.

Penulis tidak mengklaim keabsahan mutlak atas setiap detail, terutama yang berkaitan dengan:

  • Nama lengkap dan gelar tokoh sejarah
  • Hubungan nasab atau kekerabatan antar tokoh
  • Interpretasi peran sosial dan spiritual dalam konteks adat dan tarekat

Artikel ini bertujuan untuk menghormati warisan leluhur dan membuka ruang dialog serta pelurusan sejarah. Jika terdapat kekeliruan atau versi yang lebih akurat, penulis sangat terbuka untuk koreksi dan penyempurnaan demi menjaga keutuhan dan kehormatan silsilah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *