
Di tengah aliran darah agung Sukapura, lahirlah sosok yang melanjutkan warisan spiritual dan keteguhan pemerintahan: Eyang Dalem Yuda Wacana, putra dari Dalem Joedanagara, cucu dari Dalem Anggadipa (Dalem Sawidak). Ia dikenal dengan berbagai gelar: Yuda Amarta, yang bermakna “Pejuang Keselarasan Agung,” dan Dalem Anom, menandakan posisinya sebagai pemimpin muda yang penuh semangat dan kebijaksanaan.
🧬 Warisan Langit dan Bumi: Darah Ksatria, Jiwa Spiritual
Sebagai cucu dari Dalem Sawidak dan murid dari tradisi Pamijahan, Yuda Wacana tumbuh dalam lingkungan yang sarat nilai keislaman, kebangsawanan, dan tanggung jawab sosial. Ia mewarisi keteguhan dari kakeknya, kebijaksanaan dari ayahnya, dan spiritualitas dari garis Pamijahan yang bersambung dengan Syekh Abdul Muhyi.
Nama “Yuda” merujuk pada peran sebagai pejuang atau pelindung, sementara “Wacana” menandakan kekuatan kata, ilmu, dan kebijaksanaan. Kombinasi ini menjadikan beliau sebagai figur yang tidak hanya bertindak, tetapi juga mengarahkan dan menginspirasi.
🏰 Dalem Anom: Pemimpin Muda yang Menata Tatanan
Sebutan Dalem Anom diberikan karena beliau memegang peran penting di usia muda, baik dalam struktur pemerintahan maupun dalam pengelolaan spiritual masyarakat. Ia dipercaya untuk mengatur wilayah-wilayah baru yang dibuka oleh Dalem Abdoel (pamannya), serta menjadi penghubung antara generasi tua dan muda dalam sistem pemerintahan Sukapura.
Dalam beberapa naskah lokal dan tradisi lisan, Yuda Wacana disebut sebagai tokoh yang memperkenalkan sistem pengajaran berbasis pesantren di wilayah pedalaman Sukapura, menyelaraskan antara adat Jawa dan syariat Islam.
🕊️ Simbol Transisi dan Keselarasan
Dalem Yuda Wacana adalah simbol transisi antara generasi pendiri dan generasi pengembang. Ia menjadi jembatan antara masa keemasan Dalem Sawidak dan masa ekspansi spiritual Sukapura. Dalam narasi kosmologis Jawa-Islam, beliau merepresentasikan prinsip “Amarta”—kehidupan abadi yang selaras antara langit dan bumi.
✨ Penutup: Dalem Yuda Wacana dalam Narasi Spiritual Priangan
Sosok Eyang Dalem Yuda Wacana adalah manifestasi dari pemimpin muda yang matang secara spiritual. Ia tidak hanya melanjutkan warisan, tetapi juga menyempurnakannya dengan semangat pembaruan dan keselarasan.
🧭 Daftar Tokoh Penting
1. Eyang Dalem Yuda Wacana / Yuda Amarta / Dalem Anom
- Peran: Putra dari Dalem Joedanagara, cucu Dalem Anggadipa.
- Gelar: Dalem Anom (pemimpin muda), Yuda Amarta (pejuang keselarasan agung).
- Signifikansi: Tokoh transisi generasi, penjaga tatanan spiritual dan administratif Sukapura.
- Karakteristik: Bijak, berjiwa pembaru, menggabungkan adat Jawa dan syariat Islam.
2. Dalem Joedanagara
- Peran: Ayah dari Yuda Wacana, putra Dalem Anggadipa.
- Signifikansi: Penjaga keamanan negara Sukapura, simbol keteguhan dan loyalitas.
- Karakteristik: Ksatria pelindung, berperan strategis dalam stabilitas pemerintahan.
3. Dalem Anggadipa / Dalem Sawidak / Wiradadaha III
- Peran: Kakek dari Yuda Wacana, Bupati Sukapura ke-3.
- Signifikansi: Pemimpin spiritual dan administratif, memiliki 62 anak.
- Karakteristik: Bijak, produktif, penyebar Islam dan pembangun sistem pemerintahan.
4. Dalem Abdoel / Anggadipa II
- Peran: Paman dari Yuda Wacana.
- Signifikansi: Pengembang wilayah pertanian dan irigasi Sukapura.
- Karakteristik: Visioner, teknokrat spiritual.
5. Syekh Abdul Muhyi Pamijahan
- Peran: Tokoh spiritual besar, guru dari Dalem Anggadipa dan kerabat dekat keluarga.
- Signifikansi: Penyebar tarekat Syattariyah, pendiri pesantren Pamijahan.
- Koneksi: Menantu Dalem Anggadipa melalui pernikahan dengan Nyi Rd. Winadjeng Halimah.
📜 Disclaimer Penulis
Artikel ini disusun berdasarkan sumber-sumber lokal, tradisi lisan, naskah sejarah, dan penelusuran silsilah yang tersedia hingga saat ini. Beberapa nama tokoh, gelar, dan hubungan kekerabatan mungkin memiliki perbedaan versi tergantung pada sumber, wilayah, atau penafsiran adat.
Penulis tidak mengklaim keabsahan mutlak atas setiap detail, terutama yang berkaitan dengan:
- Nama lengkap dan gelar tokoh sejarah
- Hubungan nasab atau kekerabatan antar tokoh
- Interpretasi peran sosial dan spiritual dalam konteks adat dan tarekat
Artikel ini bertujuan untuk menghormati warisan leluhur dan membuka ruang dialog serta pelurusan sejarah. Jika terdapat kekeliruan atau versi yang lebih akurat, penulis sangat terbuka untuk koreksi dan penyempurnaan demi menjaga keutuhan dan kehormatan silsilah.