Warisan Langit dan Bumi untuk Kita Semua

Dari bumi Manonjaya, Tasikmalaya, lahir seorang ulama besar yang tak hanya mengajar, tapi menyalakan jiwa. KH. Khoer Affandy (Alm), Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda, meninggalkan 20 amanah agung—petuah hidup yang mengguncang hati dan menuntun langkah. Ini bukan sekadar nasihat, tapi kompas spiritual untuk hidup yang bermakna, selamat dunia akhirat.
Mari kita resapi satu per satu:
🔥 1–5: Pondasi Ruhani dan Ilmu
- Shalat tepat waktu: Awal keberkahan, pembuka langit.
- Jangan berhenti mencari ilmu: Ilmu adalah cahaya, teruslah menimba.
- Jangan sia-siakan waktu: Waktu adalah nyawa yang tak bisa diulang.
- Jangan berhenti mencari sahabat: Persahabatan adalah ladang pahala.
- Pertahankan akidah yang murni: Akidah adalah identitas abadi, jangan goyah.
⚡ 6–10: Mental Baja, Pikiran Tajam
- Jika ingin maju, jangan berhenti berpikir: Kemajuan lahir dari pemikiran, bukan penantian.
- Jika ingin maju, harus rela lelah: Kejayaan lahir dari peluh dan perjuangan.
- Jangan takut disebut bodoh: Belajar adalah jawaban atas hinaan.
- Jangan takut dianggap rendah: Rendah hati bukan berarti rendah martabat.
- Segala yang menimpa diri, berasal dari diri sendiri: Introspeksi adalah jalan perubahan.
💎 11–15: Harga Diri dan Strategi Hidup
- Obat diri ada dalam diri: Kesembuhan dimulai dari kesadaran.
- Tak ada yang menyayangi diri kecuali pemiliknya: Sayangi dirimu, karena hanya kamu yang bisa.
- Harga diri tergantung pada sikap diri: Martabat ditentukan oleh perilaku, bukan status.
- Jika menghitung, mulailah dari satu, jangan langsung ke sembilan: Mulailah dari dasar, jangan lompat ke puncak.
- Saat membangun pondasi, jangan dulu pikirkan genteng: Bangun dulu fondasi, baru pikirkan hiasan.
🚀 16–20: Gerak, Tawakal, dan Hikmah Sosial
- Meski tidak berlari, jangan diam: Bergerak itu hidup, diam itu mati.
- Sebesar apapun jalan syariat, jangan kurangi tawakal kepada Allah: Syariat tanpa tawakal adalah jasad tanpa ruh.
- Jangan berjalan karena ingin, jangan diam karena enggan, tapi berjalanlah karena harus, berhentilah karena jangan: Hidup bukan soal mau atau tidak mau, tapi soal harus dan tidak boleh.
- Jangan lepas hati dari mengingat Allah dalam keadaan apapun—sedih, susah, maupun bahagia: Dzikir adalah pelindung hati dari badai dunia.
- Seribu sahabat masih terlalu sedikit, satu musuh sudah terlalu banyak: Persahabatan itu kekayaan, permusuhan itu kerugian.
🌙 Penutup: Warisan yang Menyala
Amanah ini bukan sekadar kata, tapi nyala api yang membakar semangat, menuntun langkah, dan menyucikan niat. Dari bumi Manonjaya, suara Uwa Ajengan KH. Khoer Affandy (Alm) terus menggema, menembus zaman, menyapa hati kita semua.
Semoga diterima, semoga bermanfaat, semoga menjadi bekal hidup yang selamat dunia dan akhirat. Wassalam.